YOGYALINE – Pasar Ramadhan Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) Yogyakarta menjadi salah satu tempat favorit tempat warga Yogyakarta memenuhi kebutuhan saat berbuka.
Pasar Ramadhan Kampung Ramadan Jogokariyan selalu ramai tiap bulan puasa tiba. Ribaun warga mengunjungi tempat tersebut tiap sore untuk berburu tajil.
Pasar Ramadhan ini mulai ramai sekitar pukul 15.00 WIB sore hingga menjelang berbuka puasa. Mereka berdatangan ke Jogokariyan untuk menikmati suasana ngabuburit bersama teman atau keluarganya. Tujuannya tak lain untuk berburu kuliner.
Mereka memilih dan rela antre membeli penganan yang disukai untuk menu berbuka puasa.
Di bulan Ramadan kali ini ada sekitar 280 pedagang atau stand yang mendasarkan jualannya di kanan-kiri jalan kampung itu.
Ketua Panitia (KRJ) ke-19, Ananda Eka mengatakan, tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, Masjid Jogokariyan juga menyediakan sebanyak 3.000 porsi takjil gratis setiap harinya.
Pembuatan dan pemberian takjil melibatkan 28 kelompol ibu-ibu warga kampung itu. Tiap kelompok terdiri antara10-20 orang.
Sedangkan untuk pemberian takjil dibantu oleh ibu-ibu dasawisma warga Jogokariyan.
"Menu diserahkan ke ibu-ibu, kami bebaskan menunya seperti apa, tapi dengan standar harga sama, yakni Rp 15.000 per-porsi," tutur Ananda Eka.
Baca Juga: ZODIAK Cinta, Keuangan, Karier, Hari Ini Selasa 28 Maret 2023, Aquarius Bangga dengan Diri Sendiri
Ia menyampaikan untuk pelayanan tahun ini lebih ditingkatkan mengingat pengunjung Pasar Tiban Jogokariyan semakin banyak dikunjungi orang, terutama kalangan milenial.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, saat membuka KRJ ke-19 di halaman Masjid Jogokariyan pada Kamis, 23 Maret 2023, pekan lalu menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Masjid Jogokariyan.
Karena setiap tahunnya secara konsisten melakukan kegiatan buka bersama dengan menyediakan ribuan takjil secara gratis.
Ia berharap, selain pemberian tajil, pengajian, tadarus bersama dan dibukanya stan-stan di sepanjang Jalan Jogokariyan. Ini dapat menjadi ladang pahala, ibadah serta peningkatan ekonomi warga.
"Alhamdulillah peran masjid tidak hanya menjadi pusat dakwah saja, tetapi bisa memberdayakan masyarakat. Sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat dengan 280 pedagang yang ikut berpartisipasi untuk menjual dagangannya," kata Sumadi.
Ia berharap apa yang diinisiasi warga Jogokariyan ini bisa menular kepada takmir-takmir masjid yang lain. ***/bambang sugiharto