Ada Gelaran Macapat Freestyle di Malioboro, Ada Pesan Kekaguman, Kerinduan akan Yogya

- 29 Juni 2022, 22:23 WIB
Agenda macapat senja di Malioboro menggelitik kalangan muda untuk turut melestarikan seni budaya tembang macapat yang lebih kekinian.
Agenda macapat senja di Malioboro menggelitik kalangan muda untuk turut melestarikan seni budaya tembang macapat yang lebih kekinian. /A.Purwoko/Yogyaline.com/pemkot Yogyakarta

YOGYALINE - Macapat Freestyle dihadirkan dalam gelaran Macapat Senja di Malioboro, Selasa 28 Juni 2022. Gelaran ini sebagi inovasi untuk mengemas seni macapat yang lebih kekinian dan bisa dinikmati oleh lebih banyak kalangan.

Para seniman selama kurang lebih satu jam, berkeliling di kawasan Teras Malioboro 2 untuk membuat lirik-lirik tembang macapat berdasarkan sumbangan ide dari para pedagang dan pengunjung serta wisatawan.

Hanya dalam waktu satu jam, tercipta tiga tembang macapat freestyle hasil kolaborasi seniman serta masyarakat umum yang mewakili pikiran dan pendapat yang ingin disampaikan seputar keindahan Kota Yogyakarta.

Baca Juga: 12 Outlet Holywings Jakarta Ditutup Berimbas 3.000 Karyawan Tidak Bekerja, Ada Janji Solusi

Juga hendak menyampaikan rasa rindu untuk kembali ke Yogya, dan pesan yang ingin diutarakan supaya Kota Yogya menjadi semakin baik lagi.

Tiga tembang tersebut kemudian dikoborasikan dengan sentuhan musik dari Mantradisi dan Paksi Raras Alit, menjadi sajian seni Jawa yang kental dari diksinya dan nikmat didengar dengan aransemen musik modernnya.

Dalam pelaksanaannya pada Selasa (28/6) di Teras Malioboro 2 (dua) sebanyak 50 (lima puluh) orang pelaku seni yang terlibat adalah generasi muda.

Mulai dari kelompok anak muda jawara macapat, seniman macapat muda tamansiswa, Danang Fitrianto, Maria Ratna Anggraini Santoso, Sri Yuwaningtyas Sukma Putri, Anggraini Puspita Imani, Rahmat Edhy Purnomo dan Rizki Nur Hakiki serta Macapat Freestyle oleh kelompok Mantradisi berkolaborasi dengan Paksi Raras Alit.

Selama ini macapat sering kali dikenal sebagai seni sastra tembang puisi tradisional Jawa yang hanya dinikmati oleh kalangan orang tua saja. Kini faktanya sudah terbantahkan.

Baca Juga: Uji Coba Beli Pertalite di Yogyakarta , Begini Langkah Daftar di Website https://subsiditepat.mypertamina.id/

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dengan master plan Gandeng Gendong yang melibatkan unsur 5K yaitu korporasi, komunitas, kampus, kampung dan kota dalam melestarikan budaya lokal temasuk seni tembang macapat.

Macapat Senja di Malioboro adalah salah satunya, sebuah acara yang digelar Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta dikonsep dengan melibatkan para seniman, akademisi, dan masyarakat dalam melestarikan dan membudayakan kebudayaan macapat.

Macapat Senja di Malioboro memiliki arti untuk menghidupkan kebiasaan menggunakan budaya lokal sekaligus mendekatkan masyarakat dengan seni tradisi.

Pementasan macapat klasik dan kontemporer dikonsep dengan lebih segar dan lebih bisa merangkul selera anak-anak muda.

Gelaran Macapat yang dikemas dalam format kekinian ini menampilkan seniman muda pelestari budaya. Macapat senja digelar untuk mempertahankan eksistensi tembang Macapat di kalangan generasi muda.

Sedangkan dari kalangan akademisi melibatkan Dosen UIN Sunan Kalijaga yang juga merupakan bagian dari Komunitas Jagongan Naskah Muhammad Bagus Febriyanto, serta Dosen Prodi Sastra Jawa UGM Rudy Wiratama.

Baca Juga: Yogyakarta Bersiap-siap! Uji Coba Pembelian Pertalite dan Solar Bersubsidi Pakai MyPertamina Mulai 1 Juli 2022

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mewakili Pemkot Yogyakarta memiliki keseriusan dan konsen pada kegiatan yang mendukung pelestarian seni dan budaya termasuk kesenian tembang macapat.

Menurutnya Macapat Senja di Malioboro merupakan kegiatan inovatif dan kontekstual dengan upaya pelestarian budaya lokal di era sekarang. Di mana dari segi konsep acara dan pemilihan lokasi pementasan bisa menyasar segmen yang lebih luas.***

Editor: A. Purwoko


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x