Final! Twitter Resmi Gugat Elon Musk, Catatkan Sejarah di Wall Street

- 13 Juli 2022, 19:34 WIB
Elon Musk dan Twitter//instagram.com/elonmuskofficial|Reuters
Elon Musk dan Twitter//instagram.com/elonmuskofficial|Reuters /

YOGYALINE - Twitter resmi menggugat Elon Musk pada hari Selasa, 12 Juli 2022 waktu setempat karena melanggar kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli platform itu.

Dikutip ANTARA dari Reuters, pihak Twitter juga meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan Musk untuk menyelesaikan merger dengan 54,20 dolar AS per saham Twitter yang disepakati.

“Musk tampaknya percaya bahwa dia bebas untuk berubah pikiran, menghancurkan perusahaan, mengganggu operasinya, menghancurkan nilai pemegang saham, dan pergi,” kata pengaduan tersebut.

Baca Juga: Tes Usia Mental Langsung Viral di Medsos, Ini Link dan Caranya

Gugatan tersebut menjadi salah satu pertikaian hukum terbesar dalam sejarah Wall Street, yang mana melibatkan salah satu pengusaha dan platform media sosial terbesar di dunia bisnis.

Pekan lalu, Musk mengatakan dia mengakhiri kesepakatan karena Twitter melanggar perjanjian dengan gagal menanggapi permintaan informasi mengenai akun palsu atau spam di platform, yang merupakan dasar kinerja bisnisnya.

CEO Tesla tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar. Gugatan itu menuduh Musk melakukan berbagai pelanggaran perjanjian merger yang "telah mengacaukan Twitter dan bisnisnya."

Dikatakan untuk pertama kalinya bahwa pengurangan karyawan telah meningkat sejak kesepakatan itu diumumkan.

Baca Juga: Butuh Dana, Pelaku UMKM Bisa Ajukan Dana KUR BRI 2022 Secara Online, Klik Link Ini

Twitter juga menuduh Musk "secara diam-diam" mengumpulkan saham di perusahaan itu antara Januari dan Maret tanpa mengungkapkan pembelian substansialnya kepada regulator, dan mengatakan dia "terus mengumpulkan saham Twitter dengan pasar yang tidak bijaksana."

Musk mengatakan bahwa alasan dia menghentikan merger adalah karena kurangnya informasi tentang akun spam dan representasi yang tidak akurat.

CEO Tesla itu juga mengatakan kepergian eksekutif sama dengan kegagalan untuk menjalankan bisnis secara normal.

Twitter juga mengatakan tidak membagikan lebih banyak informasi dengan Musk mengenai akun spam karena khawatir dia akan membangun platform yang bersaing setelah meninggalkan akuisisi.

Twitter menyebut alasan yang dikutip oleh Musk sebagai "dalih" yang kurang pantas dan mengatakan keputusannya untuk pergi lebih berkaitan dengan penurunan pasar saham, terutama untuk saham teknologi.

Baca Juga: Kelakar Gus Yasin, Ganjar Pranowo Ubah Panggilan Dirinya Sejak Jadi Wagub

Dalam pengajuan terpisah, Twitter meminta pengadilan untuk menjadwalkan sidang empat hari pada pertengahan September.

Menurut pakar hukum, Twitter akan tampak lebih unggul dari informasi-informasi publik yang telah beredar.

“Fakta-fakta yang disajikan Twitter di sini membuat argumen yang sangat kuat mendukung Twitter untuk menutup kesepakatan ini,” kata Brian Quinn, seorang profesor di Boston College Law School.***

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x