Amankah Penderita Kencing Manis atau Diabetes Berpuasa Ramadhan, Simak Penjelasannya

23 Maret 2023, 22:06 WIB
Ilustrasi - Amankah penderita kencing manis atau diabetes berpuasa ramadhan. /pixabay

 

 

YOGYALINE - Amankah penderita kencing manis atau diabetes berpuasa pada bulan ramadhan sebulan penuh ?.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinantikan oleh setiap umat muslim di dunia. Berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan suci Ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam yang mampu dan sehat.

Begitu juga untuk para penderita kencing manis atau diabetes, kegiatan berpuasa memiliki tantangan tersendiri untuk dapat terhindar dari resiko kekurangan cairan (dehidrasi), kadar gula terlalu tinggi  hingga resiko turunnya kadar gula darah secara tiba – tiba.

Pada prinsipnya, penderita kencing manis atau diabetes boleh saja menjalankan ibadah puasa, asalkan kadar gula darahnya terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal.

Baca Juga: Mudik Lebaran, Cek Jadwal Kapal Pelni KM Sinabung Bulan Maret – April 2023, Rute Makasar, Babang, Bau Bau

Bagi penderita diabetes, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan jadwal minum obat penting untuk diperhatikan selama berpuasa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kadar gula darah turun secara drastis (hipoglikemia) atau justru menjadi sangat tinggi (hiperglikemia).

Pada keadaan ini, seorang pasien dengan diabetes dapat merasakan gejala gelisah dan berkeringat, gemetar, berdebar-debar, rasa kesemutan pada lidah dan bibir, bingung hingga penurunan kesadaran.

Kondisi peningkatan glukosa darah ini akan membuat semakin cepat keadaan komplikasi kencing manis atau diabetes yang terjadi pada pembuluh darah yang besar dan kecil, seperti gangguan di retina, gangguan di saraf, gangguan ereksi pada pria, hingga penyakit jantung coroner dan stroke.

Tips Berpuasa bagi Penderita Diabetes

Berikut ini adalah tips bagi penderita kencing manis atau diabetes agar tetap dapat berpuasa dengan aman:

1. Jangan melewatkan makan sahur

Makan sahur yang dilakukan saat dini hari sering terlewat. Bagi penderita kencing manis atau diabetes, waktu makan sahur tidak boleh dilewatkan agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.

Baca Juga: 3 Resep Ximillu Dessert yang Segar dan Menyehatkan Cocok Untuk Menu Buka Puasa Hari Pertama

2. Hindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa

Mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Meski tubuh lapar, disarankan untuk tidak makan terlalu banyak saat buka puasa. Awali dengan takjil, lalu konsumsi makanan bergizi seimbang dalam porsi secukupnya.

3. Konsumsi makanan yang mengandung banyak serat

Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Makanan berserat, seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak saat makan sahur.

4. Hindari gorengan dan makanan yang terlalu manis

Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh, dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah.

Selain itu, penderita diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

5. Minum air putih yang cukup

Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi air putih lebih dianjurkan, ketimbang minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh.

Minuman berkafein menyebabkan lebih sering buang air kecil, sehingga memicu dehidrasi.

6. Periksa gula darah secara teratur

Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sendiri di rumah dengan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan 2-4 kali sehari, yaitu setelah sahur, selama berpuasa, dan setelah berbuka puasa.

Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa.

Baca Juga: 5 Resep Makanan yang Simpel dan Lezat Untuk Sahur

7. Rutin berolahraga

Berolahraga saat puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia. Shalat Tarawih yang dilakukan setelah berbuka puasa bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk olahraga sekaligus ibadah.

8. Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter

Selama menjalani ibadah puasa, penderita kencing manis atau diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Bila perlu, dokter akan mengatur ulang jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa.

Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, sehingga sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan sebelum bulan puasa tiba.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda, dan menentukan apakah kondisi tubuh Anda aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala.

Apabila saat berpuasa, Anda merasa pusing, sakit kepala, lemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, tubuh gemetar, dan seperti akan pingsan, segera hentikan puasa dan periksakanlah diri ke dokter terdekat.

 

Editor: Ucu Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler