Anak Kejang Demam Jangan Panik Dulu, Lakukan Langkah Langkah Berikut

- 2 Maret 2023, 12:51 WIB
Kompres hangat, salah satu cara menurunkan demam pada anak dengan mudah/ Pixabay @Victoria_Watercolor
Kompres hangat, salah satu cara menurunkan demam pada anak dengan mudah/ Pixabay @Victoria_Watercolor /

 

YOGYALINE - Jika anak balita atau bawah lima tahun kita ada dirumah tiba tiba mengalami kejang demam jangan panik dulu. Longgarkan baju dan kompres anak untuk menurunkan demam sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Kejang demam atau orang lebih mengenal step adalah kondisi kejang yang disertai demam yang tidak berbahaya dan tanpa komplikasi serta biasa terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun ( balita ).

Setelah mengalami kejang anak bisa beraktivitas kembali seperti biasa. Meskipun umumnya tidak berbahaya dan hanya terjadi sebentar, segera hubungi dokter jika anak mengalami kejang demam untuk pertama kalinya. Orang tua juga perlu waspada dan segera bawa ke IGD jika kejang demam terjadi selama lebih dari 5 menit dan diiringi muntah, leher kaku, dan sesak napas.

Kejang demam umumnya akan hilang dengan sendirinya namun pada anak balita atau bawah lima tahun dengan Riwayat kejang sebelumnya, suhu tubuh harus segera diturunkan untuk mencegah kejang.

Baca Juga: Dosis Parasetamol Tablet yang Aman Untuk Anak

Ketika mengalami kejang demam, tubuh anak bisa berguncang hebat, serta diiringi gerakan menyentak di lengan atau tungkai, dan kehilangan kesadaran. Kondisi ini dapat membuat orang tua khawatir. Padahal, kejang pada anak-anak saat demam umumnya tidak berbahaya dan bukan merupakan gejala dari penyakit serius.

Agar lebih jelas penanganan dan pengobatannya ke depan, orang tua harus tahu bedanya epilepsi atau ayan dan kejang demam pada anak. Epilepsi ditandai dengan kejang berulang tanpa perlu disertai demam. Sementara itu, kejang demam ditandai oleh terjadinya kejang saat demam.

Penyebab terjadinya kejang demam belum diketahui dengan pasti. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak ketika mengalami demam dengan suhu 38 C atau lebih tanpa kondisi lain yang dapat menyebabkan kejang, seperti infeksi otak, cedera kepala, gangguan elektrolit, dan epilepsi. Serta ada Riwayat keluarga dengan kejang demam, usia kurang dari 5 tahun, temperature tidak perlu tinggi untuk terjadi kejang dan cepat terjadi kejang setelah demam.

Demam yang menimbulkan kejang pada anak-anak bisa dipicu oleh beberapa hal, yaitu:

Setelah imunisasi

Pada beberapa anak, pemberian imunisasi bisa menimbulkan demam yang dapat memicu kejang demam.

Baca Juga: Hal yang Perlu Diketahui Obat Penurun Demam Pada Anak

Infeksi

Anak dapat mengalami kejang pada saat mengalami demam akibat infeksi virus atau infeksi bakteri.

Anak usia kurang dari 5 tahun  memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejang demam dibandingkan anak yang lebih tua. Selain itu, anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat kejang demam juga lebih berisiko mengalami kejang demam. 

Gejala Kejang Demam

Anak yang mengalami kejang demam bisa melakukan gerakan menghentak pada tungkai dan lengan yang berulang, mata mendelik ke atas, bahkan kehilangan kesadaran.

Kejang demam biasanya terjadi kurang dari 2 menit. Namun, pada beberapa kasus, kejang demam dapat terjadi hingga 15 menit.

Anak yang mengalami kejang demam akan langsung sadar setelah kejang reda walaupun tampak bingung, menangis, atau lelah. Biasanya, kejang juga tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam. Kejang demam seperti ini disebut kejang demam sederhana.

Baca Juga: Daftar Harga Tiket dan Jadwal Berlayar Kapal Pelni KM Sinabung, Lengkap Semua Rute Selama Mudik Lebaran 2023

Jika terjadi lebih dari 15 menit, atau lebih dari sekali dalam kurun waktu 24 jam, kejang demam digolongkan sebagai kejang demam kompleks. Kejang demam kompleks juga bisa terjadi hanya pada salah satu bagian tubuh.

Anak yang pernah mengalami kejang demam berisiko untuk mengalaminya lagi ketika demam, terutama bila usia anak masih di bawah 15 bulan.

Bila anak masih dalam keadaan kejang, dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan terlebih dahulu. Setelah kejang berhenti, dokter akan menanyakan beberapa hal kepada orang tua, antara lain:

Lama kejang terjadi

Ciri-ciri kejang yang dialami, misalnya sentakan di seluruh tubuh, hanya kaku, atau sentakan hanya di beberapa bagian tubuh

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, dan elektroensefalografi (EEG). Pemeriksaan ini dilakukan jika dokter menduga ada kondisi lain yang menyebabkan anak kejang.

Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit. Namun, untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami kejang, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut di rumah:

Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah dan jangan menahan tubuh anak.

  • Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut, serta mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan.
  • Longgarkan pakaian anak dan jangan menaruh apa pun pada mulut anak untuk mencegah tergigitnya lidah.
  • Hitung durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat kejang. Informasikan hal tersebut saat berkonsultasi ke dokter.

 

 

Editor: Ucu Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x