Habitat Orangutan Tapanuli Terancam, UGM dan Pegiat Lingkungan Gelar Road Show Peduli Pongo Tapanuliensis

- 27 Maret 2023, 10:08 WIB
Spesies orangutan Tapanuli kini keberadaannya kian terancam, sehingga pegiat lingkungan dan UGM menggelar acara guna edukasi terhadap kelangsungan hidup satwa ini.// unsplash.com/ CHUTTERSNAP
Spesies orangutan Tapanuli kini keberadaannya kian terancam, sehingga pegiat lingkungan dan UGM menggelar acara guna edukasi terhadap kelangsungan hidup satwa ini.// unsplash.com/ CHUTTERSNAP //Rianti setyarini/

Roadshow Peduli orangutan Tapanuli ini dikemas santai dan fun, untuk menarik minat anak muda agar ikut berkampanye melindungi keberadaan orangutan.

Dr Arie Sudjito, SSos., MSi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM menilai pentingnya penemuan spesies orangutan Tapanuli ini, dalam rangka penyelamatan satwa langka yang dilindungi negara.

Baca Juga: Cek Jadwal iNews TV Hari Ini Senin, 27 Maret 2023, Kualifikasi Euro 2024, hingga Ramadhan Story

"Isu ini tentunya perlu dan patut direspons oleh mahasiswa dan Perguruan Tinggi. Saya menyambut baik inisiatif misi penyelamatan orangutan ini sebagai bentuk pelestarian alam,” ucap Arie Sudjito.

Isu konservasi alam sudah menjadi masalah yang tak berujung. Berkembangnya industri seringkali mengakibatkan eksploitasi alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini menyebabkan banyak spesies satwa yang kehilangan habitatnya, hingga mengalami kepunahan.

"Saya yakin isu konservasi adalah isu kita bersama. Masalah perubahan iklim, keragaman hayati, populasi itu adalah masalah kita bersama ke depannya,” tutur Direktur dan Kemitraan Yayasan Keanekaragaman Hayati, Rika Anggraini.

Dilansir oleh OIC Sumatera Utara, sepanjang tahun 2012-2022 terdapat 262 orangutan yang berhasil diselamatkan.

Sebanyak 166 dari 177 orangutan berhasil diselamatkan, 81 di antaranya ditarik dari oknum yang memelihara orangutan secara ilegal, serta 4 lainnya tidak bisa bertahan hidup. Beberapa orangutan yang ditemukan mati itu memiliki lubang peluru di tengkoraknya. 

“Karena habitat mereka (orangutan) digusur, terpaksa mereka harus mencari makan ke perdesaan. Masyarakat masih banyak yang menganggap mereka hama karena mengambil hasil panen dan buah-buahan. Jadi banyak yang akhirnya ditembak mati,” tutur Fransisca Ariantiningsih dari OIC.

Halaman:

Editor: A. Purwoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x