Presiden AS Konfirmasi Pembunuhan Jurnalis Washington Pos ke Putera Mahkota Arab Saudi

- 16 Juli 2022, 11:20 WIB
Presiden AS Joe Biden.
Presiden AS Joe Biden. /Reuters/Kevin Lamarque/

 

YOGYALINE - Isu pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, turut dibahas dalam lawatan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ke Arab Saudi, Jumat, 15 Juli 2022.

Biden mengatakan, dirinya memberi tahu Pangeran Muhammad bin Salman bahwa putra mahkota kerajaan Arab Saudi itu, dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Pendapat itu disampaikan Biden kepada MbS –sebutan populer bagi pangeran penguasa de facto Saudi itu– beberapa saat setelah keduanya bertemu dan memberi salam dengan membenturkan kepalan tangan.

Baca Juga: Pemkot Yogya Siap Layani Warga yang Punya KTP-el Tak Aktif

Dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Biden mengatakan bahwa MbS membantah keterlibatannya dalam pembunuhan pada 2018 itu.

MbS mengatakan dirinya telah meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat, kata Biden.

"Perihal pembunuhan Khashoggi, saya angkat persoalan itu di awal pertemuan, menjelaskan apa yang saya pikirkan tentang itu saat itu dan apa yang saya pikirkan tentang itu saat ini," kata Biden.

"Saya berterus terang dan langsung membahasnya. Saya sampaikan pendapat saya dengan jelas. Saya katakan dengan sangat gamblang, bagi seorang presiden Amerika bersikap diam atas isu pelanggaran hak asasi manusia tidak sejalan dengan siapa kita dan siapa saya," katanya.

Intelijen AS mengatakan sang putra mahkota menyetujui operasi untuk menangkap dan membunuh Khashoggi.

Khashoggi, orang dalam kerajaan yang berubah menjadi kritikus, dibunuh dan dimutilasi oleh agen-agen Saudi di gedung konsulat kerajaan di Istanbul, Turki.

Biden mengatakan apa yang menimpa Khashoggi adalah keadaan yang keterlaluan.

"Dia pada dasarnya mengatakan dirinya secara pribadi tidak bertanggung jawab atas (pembunuhan) itu," kata Biden tentang respons MbS dalam pertemuan itu.

"Saya mengindikasikan bahwa (dulu) saya berpikir dia begitu (terlibat)," kata Biden, menambahkan.

Saat berkampanye untuk pemilihan presiden AS, Biden pernah mengatakan bahwa Saudi harus dijadikan "paria" di pentas dunia karena pembunuhan Khashoggi.

Pada Jumat, Biden mengaku tidak menyesali komentarnya itu.

Di awal perjalanan Biden ke Timur Tengah, para pejabat mengatakan presiden AS itu akan menghindari kontak dekat, seperti berjabat tangan, untuk mencegah penularan COVID-19. Namun, Biden akhirnya bersalaman dalam kunjungannya ke Israel.

Interaksi Biden dengan putra mahkota Saudi mengundang kecaman di dalam negeri, termasuk dari Washington Post dan Komite untuk Melindungi Jurnalis.

Sebelum dibunuh, Khashoggi mengasingkan diri di Virginia, AS.

Tunangannya, Hatice Cengiz, mengunggah foto Biden-MbS yang sedang saling membenturkan kepalan tangan. Cengiz mengatakan Khashoggi mungkin akan menulis seperti ini: "Inikah pertanggungjawaban yang Anda janjikan atas pembunuhan saya? Darah korban MBS berikutnya kini di tangan Anda."

Kepada pers di Jeddah, Biden mengatakan dia prihatin dengan perasaan tunangan Khashoggi itu.

Reporter-reporter AS meneriakkan pertanyaan tentang Khashoggi kepada sang putra mahkota di awal pertemuan. "Apakah Anda akan meminta maaf kepada keluarganya?" tanya seorang wartawan.

MbS, yang duduk bersebelahan dengan menteri energi Saudi, tidak menanggapinya dan tampak tersenyum kecil ketika reporter-reporter itu dibawa keluar dari ruangan.

Biden mengatakan mereka juga membahas soal energi dan bahwa dia berharap melihat Saudi, sebagai penghasil minyak utama, lebih banyak bertindak di bidang energi dalam beberapa pekan mendatang.

Kepentingan menyangkut energi dan keamanan membuat Biden dan para pembantunya memutuskan untuk tidak mengisolasi Saudi --sang raksasa minyak di kawasan Teluk-- yang tengah memperkuat hubungan dengan Rusia dan China itu, meskipun Biden merasa muak atas pembunuhan Khashoggi. ***

Editor: Krisno Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x